Pada umumnya tujuan diadakannya ospek adalah baik dan benar yaitu untuk mengenalkan kondisi lingkungan kampus dan memahami apa yang seharusnya kita lakukan sebagai seorang mahasiswa. Walupun begitu sering terjadi penyimpangan sosial yang bernama “Perpeloncoan” yang dilakukan oleh senior pembimbing, sehingga ada orang beranggapan bahwa ospek hanya membawa dampak negatif kepada maba, dan mereka sangat setuju jika ospek ditiadakan.
Salah satu penyebab terjadinya perpeloncoan adalah balas dendam. Balas dendam biasanya disalurkan kembali kepada adik-adik kelasnya nanti. Biasanya jadi turun temurun dilakukan dikarenakan kakak kelasnya dulu pernah galak pada dirinya. Karena tidak berani pada yang lebih tua, adik kelasnya yang jadi kena imbasnya.
Dampak kekerasan dari perpeloncoan bukan main-main mulai dari luka ringan akibat pukulan ataupun tendangan senior hingga yang menyebabkan kematian maba. Hal ini dapat menimbulkan trauma bagi peserta ospek sehingga tidak betah kuliah atau berorganisasi. Senioritas yang dilakukan pada saat ospek juga akan menimbulkan kurangnya kedekatan antara senior dengan Junior. Malah bisa jadi terjadi permusuhan dan itu akan menimbulkan sulitnya rasa kasih sayang dan tolong menolong diantara mahasiswa baik baru maupun lama.
Sebenarnya ada peraturan yang melarang kegiatan perpeloncoan ini. Berdasar SK DIKTI No. 33 tahun 2000 tentang peraturan kegiatan mahasiswa baru, bahwa orientasi mahasiswa baru hanya boleh dilaksanakan dalam kerangka akademik yang dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi dan surat edaran DIKTI No. 3120 tahun 2007 tentang penegasan kembali pelarangan perploncoan pada orientasi mahasiswa baru, maka kegiatan yang berunsur perpeloncoan tidak akan terjadi.
Tanggal | Donatur | Nominal |
---|---|---|
Total donasi offline | 0,- |
Ayo ikut berkontribusi dalam gerakan #solusipeduli! Ajak lebih banyak orang untuk mewujudkan program kebaikan ini.
Jadi FundraiserDoa belum tersedia