Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tahun 2022 jumlah anak putus sekolah di Indonesia terus mengalami peningkatan. Padahal banyak sekali anak-anak Indonesia yang cerdas, dan berprestasi tetapi mereka tidak memiliki pilihan karena orang tuanya hidup dengan keterbatasan ekonomi.
Salah satunya cerita dari Aulia* (yatim) gadis kecil yang saat ini duduk di kelas 6 SD, Ia harus hidup dalam keprihatinan karena sepeninggal Ayahnya, sang Ibu hanya bekerja sebagai buruh harian. Aulia* adalah anak yang memiliki semangat belajar yang tinggi. Aulia menghabiskan lebih banyak waktunya di rumah daripada keluar bermain bersama temannya. Selain karena suka belajar, ia memang harus tetap di rumah untuk mengurus pekerjaan rumah apalagi jika ibunya pergi bekerja.
Rata-rata pendapatan dari Ibu Aulia* sebagai buruh harian hanya 200 ribu rupiah selama sebulan. Alhamdulillah berkat program OTA (orang tua asuh) pendidikan Aulia* sangat terbantu. Aulia bercita-cita ingin menjadi guru. Katanya, agar ia bisa membagikan ilmu kepada banyak orang. Seperti yang Aulia* tulis dalam suratnya.
Karena dari itu kami mengajak Ayah, Bunda agar ikut mendaftarakn diri menjadi Orang Tua Asuh untuk anak-anak Yatim dan Duafa yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sekolah mereka. Agar kita semua bisa menyelamatkan masa depannya
Mari ambil kesempatan berharga menjadi Orang Tua Asuh, dan selamatkan masa depan ribuan anak Indonesia dengan memberikan beasiswa sebesar Rp375.000/bulan serta mampu berkomitmen untuk berdonasi selama satu tahun ke depan.
Penggalangan dana ini telah mendapatkan nomor izin dari Kementerian Sosial Republik Indonesia dengan NO : 812/5.5/PI.02/09/2022
Tanggal | Donatur | Nominal |
---|---|---|
Total donasi offline | 0,- |
Ayo ikut berkontribusi dalam gerakan #solusipeduli! Ajak lebih banyak orang untuk mewujudkan program kebaikan ini.
Jadi FundraiserSemoga kita semua senantiasa diberikan kesehatan dan umur panjang. Amin.
Semoga kami sekeluarga diberikan kebaikan didunia dan diakhirat
Semangat sekolahnya 🤗
semoga bermanfaat
semoga anak yatim dan duafa mendapat kesempatan yg sama dg anak² lain tuk menuntut ilmu