Merefleksikan Kebaikan Relawan SAR Internasional Gempa Turki
29 Maret 2023 -Sahabat Inisiator, turunnya 6.497 tim relawan SAR Internasional saat peristiwa gempa Turki menjadi wujud bagaimana kekuatan kebaikan bersatu. Di bulan Ramadan, apakah kita bisa merefleksikan kebaikan seperti para pejuang kemanusiaan ini?
Lekat dalam ingatan, bencana gempa bumi yang meluluh lantakkan Turki pada 6 Februari 2023 yang lalu mengusik rasa kemanusiaan. Melalui panggilan kemanusiaan International Call yang Pemerintah Turki keluarkan pada hari pertama bencana, relawan SAR Internasional yang datang dari berbagai negara menjadi saksi puluhan ribu jiwa meninggal dunia dan lebih dari satu juta rumah hancur rata setara tanah.
Dari ribuan tim relawan berbagai negara yang datang ke Turki, ada salah satu relawan Human Initiative yang menjadi saksi kekuatan kebaikan ini. Dia adalah Susilo, seorang relawan yang sehari-hari berprofesi sebagi Jurnalis di sebuah media massa di London, Inggris.
Menjadi Saksi Panggilan Kemanusiaan di Tanah Turki
Saat penyaluran bantuan kemanusiaan bersama Human Initiative, Susilo bertemu dengan para relawan internasional. Para relawan internasional ini mendapatkan tugas mengevakuasi warga Turki yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan dan mengevakuasi jenazah.
“Banyak di antara para relawan ini terbang ke Turki dengan biaya sendiri. Mereka di antaranya seorang pengusaha, teknisi, dan nelayan yang cuti untuk menjalankan panggilan kemanusiaan,” ungkap Susilo.
Menurut ceritanya, ada relawan yang merupakan seorang pengusaha telah memasok suku cadang pesawat. Ada pula seorang pengusaha di bidang teknologi, juga pengusaha yang memiliki puluhan kapal penangkap ikan.
“Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda namun disatukan oleh keinginan yang sama, membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah di Turki,” lanjut Susilo.
Tidak hanya itu, Dapur Umum juga penuh sesak dengan kebaikan-kebaikan masyarakat dunia. Asupan makanan hangat untuk penyintas bencana di musim dingin Turki saat itu, tersaji dari tangan-tangan relawan Kazakhstan.
“Situasi serba darurat, dan temperatur pada kisaran nol derajat celsius. Sup hangat atau nasi panas yang dicampur daging kambing segar, bisa membantu meringankan beban penyintas,” katanya mengisahkan.
Peran Besar Relawan
Susilo mengingat, kawasan permukiman yang ia datangi tak lagi bisa dikenali. Wilayah itu adalah Antakya di Provinsi Hatay dan Provinsi Kahramanmaras. Hanya terlihat tumpukan puing bercampur perabotan rumah tangga, apartemen yang masih kokoh berdiri namun rusak parah, ada pula gedung yang miring dan setengah hancur. Ini merupakan pengalaman pertamanya membantu korban bencana secara langsung. Baginya, Turki menjadi pengalaman yang sangat berkesan. Dari pengalaman ini, ia memahami betapa besar jasa dan pengorbanan para relawan.
“Ketika bencana menerpa, selalu ada orang-orang yang sigap membantu yang datang dari berbagai negara dan mencoba mengurangi penderitaan sesama. Kita harus berterima kasih kepada mereka,” pungkas Susilo.
Sahabat Inisiator, kerelawanan dan ketulusan hati tak akan terbatas waktu karena setiap waktu terbuka untuk kebaikan. Pada momentum Ramadan ini, mari terus doakan saudara-saudara terdampak gempa Turki agar dapat menjalankan amalan Ramadan dengan hati yang lapang. Demikian juga dengan ketulusan hati relawan internasional, yang bisa menjadi refleksi kita di bulan Ramadan.
Sebab #RamadanUntukSemua, mari bersama Human Initiative melalui solusipeduli.org untuk melengkapi amalan kebaikan.